
Mari kita hadapi itu, memberikan atau menerima kritik bisa jadi sulit, tidak peduli bagaimana kritik itu disampaikan. Tetapi merasa nyaman dengan menawarkan dan menerima kritik yang membangun (kritik konstruktif) dan praktis adalah dasar bagi pengembangan profesional kita.
Jika disajikan dengan benar, ini bisa menjadi alat yang berguna bagi para pemimpin dan rekan kerja untuk saling membantu memberikan hasil yang lebih baik, menemukan motivasi, dan memperkuat hubungan.
Jadi, bagaimana kamu bisa belajar menerima kritik dengan baik dan menjadi lebih baik dalam menyampaikannya kepada orang lain?
Pada artikel ini, kita akan membahas seni kritik yang membangun. Kami akan merinci apa itu, bagaimana perbandingannya dengan kritik yang merusak, strategi praktis untuk memberi dan menerimanya dengan baik, dan apa yang harus dihindari dalam kedua kasus tersebut.
Daftar isi
- Apa Itu Kritik Yang Membangun? (Kritik Konstruktif)
- Apa Perbedaan Kritik Konstruktif Dengan Kritik Destruktif?
- Manfaat Kritik Yang Membangun
- Peran Empati Dan Kritik Yang Membangun
- Bagaimana Memberikan Feedback Yang Membangun
- 10 Tips Memberikan Kritik Yang Membangun
- Cara Menerima Kritik Yang Membangun
- 5 Hal Yang Harus Dihindari Saat Menerima Kritik Yang Membangun
Apa Itu Kritik Yang Membangun? (Kritik Konstruktif)

Kritik konstruktif adalah metode feedback yang menawarkan rekomendasi yang spesifik dan bisa ditindaklanjuti. Feedback konstruktif yang baik memfasilitasi hasil positif dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Ini juga menyediakan ruang yang aman di mana seseorang merasa cukup aman untuk mengajukan pertanyaan, mencari bantuan, dan berbagi ide.
Apa Perbedaan Kritik Konstruktif Dengan Kritik Destruktif?
Perbedaan besar antara kritik konstruktif dan destruktif terletak pada bagaimana komentar disampaikan.
Sementara kritik konstruktif berfokus pada membangun orang lain, kritik destruktif berfokus pada hal negatif. Feedback bisa tidak jelas dan sering kali tidak mempunyai panduan atau dukungan.
Kritik Konstruktif / Kritik Yang Membangun
Kritik yang membangun bersifat jelas, langsung, jujur, dan mudah dilaksanakan. Ini memberikan contoh spesifik dan saran yang bisa ditindaklanjuti untuk perubahan positif. Jenis feedback ini juga menyoroti cara penerima bisa membuat perbaikan positif dalam perilaku mereka untuk meminimalkan masalah di masa depan.
Kritik Dekonstruktif
Kritik destruktif, di sisi lain, hanya berfokus pada masalah. Feedback semacam ini tidak memberikan dorongan, bantuan, atau dukungan untuk perbaikan. Terlepas dari niat pengirim, itu sering menurunkan moral dan mengurangi kepercayaan diri.
Manfaat Kritik Yang Membangun
Tidak seperti kritik dekonstruktif atau negatif, kritik konstruktif membangun kepercayaan dan memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk tumbuh. Dua elemen kunci keberhasilan kritik konstruktif adalah konteks dan saran yang bisa ditindaklanjuti.
Feedback semacam ini memberi konteks penerima di sekitar area peningkatan mereka, yang sangat penting untuk memahami mengapa feedback ditawarkan.
Mendukung konteks tambahan dengan langkah-langkah yang bisa ditindaklanjuti dan saran tentang cara meningkatkan kepercayaan di antara kedua belah pihak. Kombinasi ini juga membuka pintu untuk percakapan, kolaborasi, dan pengembangan profesional.
Peran Empati Dan Kritik Yang Membangun
Tetapi ada lebih banyak feedback negatif yang efektif daripada mengekspresikan negatif dalam cahaya positif. Kunci keberhasilan adalah membuat feedback kamu terdengar mendorong dan mengingat perspektif orang lain.
Dengan tetap berempati terhadap keadaan mereka, kamu akan lebih mudah menyampaikan feedback kritis dengan cara yang bermanfaat dan konstruktif.

Bagaimana Memberikan Feedback Yang Membangun
1. Tawarkan “Feedback Sandwich”
Metode populer dalam memberikan kritik yang membangun ini sering digunakan di Toastmasters dan lingkungan perusahaan.
“Feedback sandwich” mendapatkan namanya karena strukturnya. Kamu menyelipkan kritik kamu antara pembukaan dan akhir (seperti burger yang terjepit di antara dua roti) menggunakan analogi PIP, yang merupakan singkatan dari Positive-Improvement-Positive.
Dengan PIP, kamu bisa membagi feedback kamu menjadi tiga segmen.
Contoh: “Saya menyukai kedalaman konten yang kamu bahas dalam presentasi kamu. Namun, kamu bisa meningkatkan desain dan palet warna slide kamu. Yang kamu gunakan agak sulit untuk diproses dan tidak adil untuk konten kamu.
Karena itu, saya sangat menyukai keseluruhan aliran dan nuansanya. Dengan beberapa penyesuaian di area yang saya sebutkan, saya pikir kamu mempunyai pemenang. Silakan hubungi tim desain untuk mendapatkan beberapa tips, dan mereka akan membantu kamu membawa hal-hal ke tingkat berikutnya. Saya senang melihat produk akhirnya!”
Segmen 1: Buka dengan feedback positif
Mulailah dengan berfokus pada kekuatan penerima dan soroti apa yang kamu sukai dari apa yang telah mereka lakukan.
Contoh: “Saya menyukai kedalaman konten yang kamu bahas dalam presentasi kamu.”
Segmen 2: Menjepit area peningkatan di tengah
Berikan kritik dengan berfokus pada apa yang perlu mereka perbaiki.
Contoh: “Namun kamu bisa meningkatkan desain dan palet warna slide kamu. Yang kamu gunakan agak sulit untuk diproses dan tidak adil untuk konten kamu.”
Segmen 3: Akhiri dengan nada positif
Terakhir, akhiri feedback dengan komentar yang mendorong yang mengulangi pernyataan positif yang kamu buat di awal. Juga, soroti hasil positif yang bisa mereka harapkan jika mereka menerima kritik kamu karena itu membantu membangun kepercayaan dan keyakinan.
Contoh: “Karena itu, saya sangat menyukai keseluruhan aliran dan nuansanya. Dengan beberapa penyesuaian di area yang saya sebutkan, saya pikir kamu mempunyai pemenang. Silakan hubungi tim desain untuk mendapatkan beberapa tips, dan mereka akan membantu kamu membawa hal-hal ke tingkat berikutnya. Saya senang melihat produk akhirnya!”
2. Spesifik Dengan Feedback Kamu
Semakin spesifik dan terperinci feedback kamu, semakin bisa ditindaklanjuti. Jangan membuat pernyataan yang kabur dan tidak jelas. Sebaliknya, buat daftar keberatan atau perubahan perilaku yang ingin kamu lihat secara detail. Langkah ini memudahkan orang lain untuk mengatasi dan mengubah berbagai hal.
Berikut adalah contoh feedback yang tidak jelas dengan spesifik:
- Kritik Tidak Jelas: “Hai Julie, saya berharap kamu mulai menulis beberapa artikel tentang pemasaran.”
- Kritik khusus: “Hai Julie, saya ingin kamu menulis artikel pemasaran tentang cara mengidentifikasi dan berkomunikasi dengan audiens target kamu. Tolong beritahu saya kapan kamu mulai dan jika kamu memerlukan saran lebih lanjut. ”
Komentar yang tidak jelas sangat luas dan membingungkan karena pemasaran adalah topik yang sangat umum. Sebaliknya, komentar spesifik memberikan kejelasan dan membuat tugas lebih bisa ditindaklanjuti karena sangat tepat.
Menggunakan pendekatan ini memberikan kejelasan kepada karyawan dan rekan kerja. Semakin baik mereka memahami permintaan, semakin tidak pasti atau cemas mereka akan merasa tentang pekerjaan dan bagaimana mereka harus menyelesaikannya.
3. Berikan Rekomendasi Cara Untuk Meningkatkan
Alasan utama untuk memberikan feedback adalah untuk membantu orang tersebut berkembang. Ingat, feedback yang baik adalah hadiah!
Memberikan rekomendasi tentang apa yang bisa dilakukan seseorang untuk meningkatkan mempunyai berbagai manfaat, termasuk yang berikut:
- Pemahaman yang lebih baik tentang kamu dan harapan kamu
- Kemampuan untuk menyelaraskan harapan
- Ini memberikan ajakan bertindak yang kuat, memberi penerima rencana tindakan
Ini juga akan membantu mereka bertindak berdasarkan apa yang telah kamu diskusikan daripada menunda-nunda.
Contoh:
- Rekomendasi lemah: “Presentasinya terlalu panjang. Buat lebih pendek. ”
- Rekomendasi kuat: “Presentasi bisa dengan mudah dikurangi dari 30 menit menjadi 20 menit jika kamu membatasi satu contoh untuk setiap poin. Ini akan membuatnya lebih ringkas dan berdampak. Saat ini, kamu mempunyai dua hingga tiga contoh per poin yang mengurangi pesan utama.”
Rekomendasi pertama tidak terlalu membantu karena kurang jelas dan spesifik. Contoh kedua lebih baik karena sangat spesifik dan menunjukkan sudut pandang kamu kepada orang tersebut dengan menjelaskan alasan kamu.
4. Hindari Membuat Asumsi
Berikan rekomendasi hanya jika kamu mengetahui fakta tentang topik atau orang tertentu tersebut. Hindari godaan untuk mengambil kesimpulan dan sebagai gantinya mengamati.
Asumsi yang salah bisa dianggap sebagai serangan pribadi, dan bisa menyebabkan kesulitan beradaptasi di tempat kerja.
Contoh:
- Kritik: “Pembawa acara agak ragu-ragu, dan sesi tidak terlalu mengalir.”
- Asumsi: “Pembawa acara tidak mempunyai pengalaman workshop.”
Anggapan ini belum tentu benar. Presenter berpengalaman bisa gugup saat memfasilitasi lokakarya, terutama saat presentasi di lingkungan baru dan audiens baru.
Misalnya, berasumsi bahwa seseorang tidak berpengalaman hanya karena tampak sedikit ragu-ragu bisa merusak moral dan mengurangi keamanan psikologis di tempat kerja.
Ini juga kontra-produktif karena penerima feedback kemungkinan akan mengabaikan kritik yang mengikuti meskipun itu akurat.
10 Tips Memberikan Kritik Yang Membangun
- Fokus pada tindakan atau perilaku yang bisa diamati daripada identitas, kepribadian, atau motivasi.
- Pertimbangkan untuk memberikan kritik real-time. Feedback lebih efektif bila diberikan segera dan saat kejadian masih segar dalam pikiran semua orang. Kamu tidak selalu harus menunggu pertemuan satu lawan satu atau siklus tinjauan 360 berikutnya.
- Ingatlah waktu. Jika kamu atau penerima keluar dari diskusi yang panas, misalnya, tunggu sampai debu mereda agar percakapan tetap konstruktif.
- Berhati-hatilah dengan emosi. Adalah bermanfaat untuk memberikan feedback ketika orang lain siap untuk mendengarnya. Hindari menawarkan feedback ketika orang tersebut tidak bisa mendengar berita yang berpotensi tidak menyenangkan.
- Hindari gosip di tempat kerja. Gosip di tempat kerja merugikan semua orang. Ini mengikis kepercayaan di semua tingkatan. Simpan semua feedback antara kamu dan penerima, dan pastikan bahwa merekalah yang pertama tahu.
- Fokus pada situasinya, bukan orangnya. Kritik konstruktif yang baik harus berfokus pada perilaku yang ingin kamu lihat lebih banyak daripada apa yang kamu amati dan tidak sukai.
- Gunakan teknik bahasa “l” (saya pikir, saya sarankan, dll). Taktik ini membantu penerima feedback memahami bahwa kritik adalah tentang situasi dan bukan tentang mereka sebagai pribadi. Ini juga menegaskan sudut pandang kamu dan membuat penerima tahu bagaimana kamu melihat situasinya.
- Lebih fokus pada poin objektif daripada opini subjektif. Daripada mengatakan “Saya tidak suka,” nyatakan hal-hal spesifik yang tidak kamu sukai (misalnya, huruf ungu di latar belakang kuning membuat mata saya sakit).
- Bagilah feedback kamu menjadi poin-poin atau tema-tema kunci untuk kejelasan yang lebih baik sebelum membagikannya poin demi poin. Menahan diri dari memberikan feedback kamu dalam satu potongan besar.
- Berikan contoh spesifik untuk setiap poin feedback. Tunjukkan satu atau dua situasi yang tepat di mana orang tersebut telah menunjukkan perilaku yang kamu ingin mereka ubah. Ini membantu untuk (a) mengilustrasikan apa yang kamu maksud dan (b) meningkatkan kesadaran orang tersebut tentang pola perilaku yang mungkin tidak mereka sadari.
Cara Menerima Kritik Yang Membangun
Ketika situasi berbalik, dan kamulah yang menerima kritik, bagaimana kamu mengatasi situasi tersebut?
Apakah kamu tahu bagaimana menerima feedback dan mundur dari pertahanan?
Menerima kritik dari rekan kerja, kolega, atau seseorang yang tidak sepenuhnya kamu percayai bisa menjadi tantangan. Namun, perlu diingat bahwa feedback yang akurat dan konstruktif juga bisa berasal dari sumber yang salah.
Berikut adalah proses 5 langkah tentang cara menerima kritik dengan bijaksana dan anggun:
- Hentikan reaksi pertama kamu. Tetap tenang dan cobalah untuk tidak bereaksi sama sekali. Pertahankan sikap tenang.
- Ingatlah manfaat mendapatkan feedback dan cobalah untuk memahami motivasi dan persepsi pengkritik kamu.
- Jadilah pendengar yang baik. Dengarkan baik-baik dan fokuslah untuk memahami komentar dan perspektif orang lain.
- Ucapkan terima kasih. Kamu tidak harus setuju dengan feedback, tetapi mengungkapkan rasa terima kasih menunjukkan bahwa kamu mengakui upaya rekan kerja kamu yang bekerja untuk perbaikan kamu.
- Ajukan pertanyaan untuk mendekonstruksi feedback dan berbagi perspektif kamu. Dapatkan lebih banyak kejelasan dengan meminta contoh spesifik, mengakui bagian feedback yang tidak bisa disangkal, dan meminta solusi konkret.
Minta waktu untuk menindaklanjuti. Jika itu masalah yang lebih signifikan, mintalah pertemuan lanjutan untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menyetujui langkah selanjutnya.
Jeda ini juga akan memberi kamu waktu untuk memproses feedback, mencari saran dari orang lain, dan memikirkan solusi. Idealnya, kamu juga akan mengartikulasikan apa yang akan kamu lakukan di masa depan dan berterima kasih lagi kepada orang tersebut atas feedbacknya.
5 Hal Yang Harus Dihindari Saat Menerima Kritik Yang Membangun
Jika kamu adalah pihak yang menerima kritik yang membangun, jangan dibuang. Wawasan dari sumber terpercaya dan objektif tentang pekerjaan kamu, gaya manajemen, atau bagaimana kamu tampil sangat berharga.
kamu ingin terus melakukannya, dan itu berarti tidak bereaksi dengan cara yang membuat si pemberi takut atau membuat mereka kurang bersedia memberi kamu feedback di masa mendatang.
Agar feedback tetap datang, hindari 5 reaksi ini:
- Jangan bereaksi dengan sikap defensif dan marah
- Jangan menyerang orang yang memberikan feedback
- Jangan menyela atau membicarakan orang tersebut ketika mereka memberikan feedback
- Hindari menganalisis atau mempertanyakan penilaian orang tersebut pada awalnya
- Hindari terlibat dalam debat atau tanggapan agresif.
Ingat, tidak mudah memberi atau menerima feedback, tetapi kami berharap artikel ini telah membekali kamu dengan alat untuk merasa lebih positif dalam kemampuan kamu untuk melakukannya dengan baik.