Ditulis.ID – Kita sering kali diajari sejak usia muda untuk mencari imbalan eksternal atau menghindari hukuman, seperti mendapat stiker karena menyelesaikan pekerjaan rumah atau dihukum karena melanggar peraturan. Meskipun metode-metode ini tampaknya efektif dalam jangka pendek, kemampuan mereka untuk menciptakan motivasi jangka panjang terbatas. Banyak anak, misalnya, merasa sulit untuk tetap termotivasi menyelesaikan tugas jika tidak ada imbalan dari luar…. Di sinilah motivasi intrinsik berperan.
Seperti yang diilustrasikan dalam contoh di atas, ada dua jenis motivasi — motivasi intrinsik (juga dikenal sebagai motivasi internal) dan motivasi ekstrinsik (motivasi eksternal).
Dengan berfokus pada faktor internal seperti minat pribadi, kesenangan, atau keinginan untuk mengembangkan diri, kita sebenarnya bisa memanfaatkan sumber motivasi yang lebih berkelanjutan dan memuaskan.
Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih dalam motivasi intrinsik dan menawarkan saran tentang cara menemukan dan memanfaatkan motivasi internal kamu sendiri.
Daftar Isi
Apa itu Motivasi Intrinsik?
Motivasi intrinsik – insentif untuk terlibat dalam aktivitas tertentu yang berasal dari kesenangan dalam aktivitas itu sendiri dan bukan karena manfaat eksternal yang mungkin diperoleh.
Dorongan atau keinginan untuk terlibat dalam suatu aktivitas demi aktivitas itu sendiri, bukan untuk imbalan atau tekanan eksternal, disebut sebagai motivasi intrinsik. Hal ini berasal dari dalam diri individu dan dimotivasi oleh kepentingan, kenikmatan, atau kepuasan pribadi yang diperoleh dari aktivitas itu sendiri.
Orang yang termotivasi secara intrinsik didorong oleh faktor internal seperti keinginan untuk belajar, mengeksplorasi, mencipta, menguasai, atau pertumbuhan atau kepuasan pribadi. Mereka mendapatkan lebih banyak kenikmatan dan kepuasan dari pekerjaan atau aktivitas mereka karena mereka dimotivasi oleh keinginan internal daripada imbalan atau tekanan eksternal. Hal ini mengarah pada peningkatan kinerja, kreativitas, dan ketekunan, serta kesejahteraan psikologis.
Mengejar hobi, mempelajari keterampilan atau bahasa baru untuk kepuasan pribadi, atau berpartisipasi dalam olahraga atau aktivitas sekadar untuk kesenangan adalah contoh perilaku yang termotivasi secara intrinsik.
Mengapa Motivasi Intrinsik Mengalahkan Motivasi Ekstrinsik
Secara umum, kita semua membutuhkan motivasi. Penelitian signifikan yang dilakukan di bidang ini menunjukkan bahwa dalam hal menemukan dorongan abadi untuk “melakukan sesuatu”, insentif internal jauh lebih kuat daripada imbalan ekstrinsik.
Mengapa? Itu mudah. Ada perbedaan besar ketika kamu terlibat dalam sesuatu karena “kamu ingin”, dibandingkan karena “kamu harus”.
Coba pikirkan contoh paling jelas yang ada: pekerjaan.
Jika kamu pergi bekerja setiap hari, merasa lelah dan takut akan hari yang akan datang, seberapa besar kenikmatan yang akan kamu peroleh dari pekerjaan kamu? Bagaimana dengan produktivitas dan hasil? Kualitas pekerjaan?
Ya, benar; kamu tidak akan menduduki puncak daftar Karyawan Bulan Ini dalam waktu dekat. Masalahnya dengan motivasi eksternal adalah hal itu tidak bertahan lama.
Hal ini rentan terhadap sesuatu yang oleh para psikolog disebut sebagai Adaptasi Hedonis. Ada pepatah yang mengatakan bahwa imbalan eksternal bukanlah sumber kebahagiaan dan kepuasan yang berkelanjutan.
akhirnya kamu berhasil, berapa lama “high” kamu bertahan?
Penelitian memberitahu kita bahwa perasaan berjalan di atas awan hilang dengan cepat, sehingga membuat kamu menginginkan lebih. Oleh karena itu, kamu terjebak pada “treadmill hedonis” yang tidak pernah berakhir, yaitu, kamu hanya bisa semakin termotivasi oleh hal-hal yang lebih besar dan lebih cemerlang untuk mengetahui bahwa hal-hal tersebut tidak memberimu kepuasan yang kamu harapkan ketika kamu akhirnya mendapatkannya.
Atau, seperti yang dikatakan oleh jurnalis dan penulis Oliver Burkeman: “Menulis setiap hari” tidak akan berhasil kecuali kamu ingin menulis. Dan tidak ada program olahraga yang akan bertahan lama jika kamu tidak menikmati apa yang kamu lakukan.
Manfaat Motivasi Intrinsik
Menurut penelitian, motivasi intrinsik merupakan prediktor kinerja kerja yang lebih baik dalam jangka panjang dibandingkan motivasi ekstrinsik. Salah satu alasannya adalah ketika kita terdorong secara internal untuk melakukan sesuatu, kita melakukannya hanya demi kesenangan dari aktivitas tersebut. Jadi, kita terus berjalan setiap hari karena kita merasa terinspirasi, terdorong, bahagia, dan puas dengan diri kita sendiri.
Alasan lainnya adalah bahwa sikap yang termotivasi secara internal berkaitan dengan hal-hal seperti tujuan yang lebih tinggi, berkontribusi pada suatu tujuan, atau melakukan sesuatu demi sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri atau keuntungan kita. Penelitian menegaskan bahwa penggunaan motivator eksternal, seperti pujian, melemahkan motivasi internal siswa dan, dalam jangka panjang, mengakibatkan “perolehan keterampilan lebih lambat dan lebih banyak kesalahan dalam proses pembelajaran.”
Sebaliknya, ketika anak-anak didorong secara internal, mereka akan lebih terlibat dalam tugas yang ada, lebih menikmatinya, dan dengan sengaja mencari tantangan. Oleh karena itu, semua penelitian tampaknya menyinggung satu wahyu utama: motivasi intrinsik harus dimiliki jika kamu ingin menyelamatkan diri dari pekerjaan membosankan yang kadang-kadang kita rasakan ketika merenungkan apa yang harus atau harus kita lakukan.
Membuka Motivasi Intrinsik Kamu
Katakanlah kamu perlu menggali parit. Bagi banyak orang, ini mungkin tampak seperti sebuah tugas yang tidak akan mereka pilih atau nikmati tanpa dibayar atau dipaksa. Keduanya merupakan motivator ekstrinsik jika kamu selama ini mengikutinya. Namun bagaimana jika kamu menggali parit untuk membuat kolam renang yang akan memberikan kenikmatan bertahun-tahun bagi kamu dan keluarga? Hal ini tentu akan mengubah banyak hal bagi kamu dan sebagian besar orang lain.
Menurut Maslow, kita semua mempunyai hierarki kebutuhan. Ia mengusulkan bahwa motivasi dihasilkan dari upaya seseorang dalam memenuhi lima kebutuhan dasar: fisiologis, keamanan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Lebih lanjut ia berteori bahwa kebutuhan tersebut bisa menimbulkan tekanan internal yang mempengaruhi perilaku seseorang. Motivasi pertumbuhan adalah bagian dari aktualisasi diri dan keinginan kita untuk pemenuhan diri.
Jadi, bagaimana semua “obrolan psikopat” ini sesuai dengan motivasi intrinsik kamu?
Psychobabble adalah kunci untuk membuka motivasi intrinsik kamu. Setelah kamu memahami dari mana pertumbuhan internal kamu berasal, kamu bisa mengalihkan fokus kamu ke bidang ini daripada imbalan eksternal apa pun. Dengan melakukan hal ini, kamu akan melihat bahwa pekerjaan menjadi kesenangan dan penderitaan menjadi kemajuan, yang semuanya mengarah pada pertumbuhan dalam diri kamu.
Ini benar-benar tempat ajaib yang akan membawa kesuksesan dan kebahagiaan selama bertahun-tahun bagi kamu seperti halnya bagi saya. Tapi bagaimana caranya, kamu mungkin bertanya?
Berikut lima tips cepat untuk membantu kamu memulai motivasi intrinsik kamu:
- Mulailah dengan melihat seluruh komponen dari setiap situasi atau tugas yang kamu hadapi.
- Bagi menjadi beberapa komponen: mengapa, bagaimana, dan apa?
- Fokus pada aspek yang akan memberi kamu kepuasan atau kenikmatan batin.
- Jadikan ini sebagai landasan kegiatan.
- Renungkan dan praktikkan rasa syukur setidaknya untuk komponen ini—jika tidak semuanya.
6 Cara Meningkatkan Motivasi Intrinsik Menyemangati Diri Sendiri
Jadi, bagaimana seseorang bisa mendapatkan lebih banyak hal baik — yaitu, bagaimana kamu menjadi termotivasi secara internal?
Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk menjadi lebih bersemangat. Inilah yang menduduki peringkat teratas.
1. Efikasi Diri
Kemanjuran adalah keyakinan kita apakah kita bisa mencapai tujuan yang kita tetapkan untuk diri kita sendiri.
Oleh karena itu, keyakinan bahwa kita bisa mencapai sesuatu berfungsi sebagai ramalan yang terwujud dengan sendirinya — keyakinan ini memotivasi kita untuk berusaha lebih keras untuk membuktikan kepada diri sendiri bahwa kita bisa melakukannya.
2. Kaitkan Tindakan Kamu dengan Tujuan yang Lebih Besar
Menemukan “mengapa” dalam hidup sangatlah penting. Artinya, kamu harus memahami dengan jelas alasan kamu melakukan tindakan tersebut dan apa yang mendorong kamu.
Apa yang secara intrinsik bermanfaat bagi kamu? Para psikolog menyebutnya sebagai “membingkai ulang narasi kamu”.
Ingat kisah terkenal John F. Kennedy mengunjungi NASA pada tahun 1961? Seiring berjalannya waktu, dia bertemu dengan petugas kebersihan di sana dan menanyakan apa yang dia lakukan di NASA. Jawabannya adalah: “Saya membantu mengirim manusia ke Bulan.”
Menginspirasi, bukan? Mengungkapkan kembali bagaimana tindakan kamu bisa membantu orang lain dan meninggalkan jejak di alam semesta bisa menjadi pendorong yang kuat dan pencipta makna.
3. Relawan
Menjadi sukarelawan adalah cara terbaik untuk memberi kembali kepada dunia. Hal ini juga bisa membantu meningkatkan motivasi internal kamu dengan membuat kamu merasa penting dalam mendukung mereka yang kurang beruntung, mempelajari keterampilan baru, merasa nyaman dengan diri sendiri, atau menghubungkan beberapa nilai batin kamu, seperti kebaikan dan kemanusiaan.
kamu termotivasi secara intrinsik ketika kamu menghilangkan ekspektasi imbalan eksternal dan melakukan Sesuatu demi kebahagiaan murni dan kepuasan dalam meningkatkan kehidupan orang lain.
4. Jangan Menunggu Sampai Kamu “Merasa Ingin” Melakukan Sesuatu
Tidak ada yang secara fisik menghalangi kita melakukan hal-hal tersebut, selain dari kemalasan kita.
Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan: kamu tidak perlu “merasa ingin” untuk mengambil tindakan.
Terkadang, kamu mungkin tidak ingin melakukan sesuatu pada awalnya, namun begitu kamu memulainya, kamu mengikuti arus dan menemukan motivasi intrinsik kamu.
Misalnya, kamu tidak ingin pergi ke gym setelah seharian bekerja, daripada berdebat berjam-jam “mendukung dan menentangnya”. Katakan pada diri sendiri bahwa kamu akan memikirkannya nanti. Begitu berada di gym, dikelilingi oleh jiwa-jiwa yang serupa, kamu tiba-tiba tidak akan merasa lelah atau tidak bersemangat.
Cara lain untuk mengatasi penundaan adalah dengan menciptakan rutinitas dan mengikutinya. Setelah kebiasaan ini muncul, tiba-tiba bangun jam 6 pagi untuk bekerja atau menulis selama satu jam setiap hari tidak akan terlalu menakutkan.
5. Penentuan Nasib Sendiri, atau Model KOK (Seperti yang Saya Sebut)
Teori ini adalah salah satu teori paling populer di bidang motivasi dan berfokus pada berbagai pendorong di balik perilaku kita—yaitu, motivator intrinsik dan ekstrinsik. Teori ini lebih lanjut menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan utama yang bisa membantu kita memenuhi kebutuhan pertumbuhan: Kompetensi, Otonomi, dan Keterhubungan (KOK).
Jika pekerjaan kita memungkinkan kita untuk belajar dan berkembang, dan jika kita mempunyai otonomi yang cukup untuk melakukan segala sesuatu sesuai keinginan kita dan menjadi kreatif, kita akan lebih terdorong untuk memberikan yang terbaik, dan kinerja kita akan meningkat. Selain itu, sebagai manusia adalah makhluk sosial, kita juga perlu merasa terhubung dengan orang lain dan dihormati.
Sumber-sumber motivasi intrinsik ini, baik secara terpisah maupun bersama-sama, bisa menjadi pemicu yang kuat untuk membuat kita terus berkembang, bahkan ketika kita merasa tidak bersemangat dan tidak termotivasi.
6. Manfaatkan Alasan yang Lebih Dalam
Studi ini mengamati para pekerja di sebuah pabrik di Meksiko, dimana mereka melakukan tugas sehari-hari yang sama, dan hampir tidak ada peluang untuk mempelajari keterampilan baru, berkembang secara profesional, atau dipromosikan. Setiap orang dibayar sama, apapun kinerjanya. Jadi, tidak ada motivasi ekstrinsik selain mempertahankan pekerjaan.
Jenis motivasi ketiga kemudian ditemukan, yang oleh para ilmuwan disebut “motivasi keluarga”. Pekerja yang lebih setuju dengan pernyataan seperti “Saya peduli untuk menafkahi keluarga saya” atau “Penting bagi saya untuk berbuat baik bagi keluarga saya” lebih bersemangat dan berkinerja lebih baik, meskipun mereka tidak mempunyai insentif eksternal atau internal tambahan untuk melakukan hal tersebut. lakukan itu.
Hal yang hebat tentang pengemudi semacam ini adalah bahwa pengemudi ini tidak bergantung pada perusahaan tempat tempat kamu bekerja atau situasinya. Hal ini menyentuh sesuatu yang lebih dalam lagi—jika kamu tidak ingin melakukannya demi diri kamu sendiri, lakukanlah demi orang yang kamu sayangi. Dan ini adalah motif yang kuat, seperti yang mungkin sudah dibuktikan oleh banyak orang.
Pertanyaan Yang Sering Diajukan Tentang Apa Itu Motivasi Intrinsik Dan Cara Menyemangati Diri Sendiri
1. Apa perbedaan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik?
Motivasi intrinsik berasal dari keinginan dan kesenangan internal, sedangkan motivasi ekstrinsik berkaitan dengan imbalan atau hukuman eksternal. Motivasi intrinsik didorong oleh kepuasan pribadi dari aktivitas itu sendiri, sementara motivasi ekstrinsik terkait dengan faktor luar seperti hadiah atau tekanan.
2. Mengapa motivasi intrinsik dianggap lebih berkelanjutan?
Motivasi intrinsik dianggap lebih berkelanjutan karena didorong oleh keinginan internal yang mendalam, seperti keinginan untuk belajar, tumbuh, atau mencipta. Motivasi ekstrinsik cenderung tidak bertahan lama dan rentan terhadap adaptasi hedonis, di mana imbalan eksternal tidak memberikan kepuasan jangka panjang.
3. Apa manfaat motivasi intrinsik dalam kinerja kerja?
Penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik dapat menjadi prediktor kinerja kerja yang lebih baik dalam jangka panjang dibandingkan motivasi ekstrinsik. Orang yang termotivasi secara intrinsik cenderung lebih terlibat, kreatif, dan memiliki ketekunan yang lebih tinggi.
4. Bagaimana cara membuka motivasi intrinsik?
Untuk membuka motivasi intrinsik, penting untuk memahami aspek-aspek batin dari setiap tugas atau aktivitas. Melihat keseluruhan gambar, menemukan kepuasan internal, dan mengaitkannya dengan tujuan yang lebih besar dapat membantu memicu motivasi intrinsik.
5. Apa yang dimaksud dengan model KOK (Kompetensi, Otonomi, Keterhubungan)?
Model KOK adalah teori motivasi yang fokus pada tiga kebutuhan utama: Kompetensi (belajar dan berkembang), Otonomi (merasa memiliki kendali dan kreativitas), dan Keterhubungan (merasa terhubung dengan orang lain). Memenuhi kebutuhan ini dapat meningkatkan motivasi intrinsik.
Kesimpulan
Artikel ini menggambarkan perbedaan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan menekankan pentingnya motivasi intrinsik dalam mencapai kepuasan dan kinerja jangka panjang. Motivasi intrinsik didorong oleh kepuasan batin dan keinginan untuk pertumbuhan pribadi, sehingga lebih berkelanjutan daripada imbalan eksternal. Untuk membuka motivasi intrinsik, penting untuk memahami sumber-sumber kepuasan internal dan mengaitkannya dengan tujuan yang lebih besar. Model KOK menjadi panduan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang dapat meningkatkan motivasi intrinsik. Dengan fokus pada motivasi intrinsik, individu dapat mencapai kinerja yang lebih baik dan kebahagiaan yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
Motivasi intrinsik menentukan skala ketika menemukan kebahagiaan dan kepuasan jangka panjang dalam segala hal yang kita lakukan dan meningkatkan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Lain kali kamu perlu memberi diri kamu sedikit dorongan untuk menyelesaikan sesuatu, ingatlah untuk menghubungkannya dengan tujuan yang lebih besar dari diri kamu sendiri, sebaiknya tujuan yang mempunyai manfaat non-materi.
Jika kamu merasa sedikit kalah atau tidak tahu bagaimana menemukan motivasi internal, pikirkan kembali petugas kebersihan di NASA. Karena begitu kamu menemukan generator internal kamu, kamu akan benar-benar tidak bisa dihentikan.