Ditulis.ID – Baik kamu ingin mengikuti berita terkini dengan cara yang menyenangkan atau mempelajari meme dan tren terkini, TikTok siap membantu kamu. Tapi apakah itu mempunyai sisi gelap?
TikTok telah menjadi yang terdepan dalam banyak rumor tentang pelanggaran privasi dan masalah keamanan. Hal ini dilarang di India, dan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS dengan tuduhan ancaman keamanan nasional.
Tapi bagaimana dengan menggunakannya sebagai individu? Apakah TikTok berbahaya bagi orang yang menghargai privasi dan keamanan? Berikut beberapa alasan mengapa TikTok punya dampak negatif.
Daftar Isi
Mengapa TikTok Berbahaya?
Mari kita mulai dengan membahas apa sebenarnya TikTok itu.
TikTok adalah aplikasi gratis dan platform media sosial yang memungkinkan pengguna berbagi video pendek berdurasi antara 15 hingga 60 detik. Mirip dengan sebagian besar jaringan media sosial berpemilik, TikTok mengumpulkan data dan informasi pengguna.
Mungkin wajar untuk menerima beberapa tingkat pelanggaran saat menggunakan layanan gratis. Namun, TikTok sering dituduh bertindak terlalu jauh sehingga menimbulkan risiko keamanan dan privasi yang serius bagi penggunanya.
Hal ini menyebabkan perusahaan swasta dan departemen pemerintah AS melarang karyawannya menginstal dan menggunakan aplikasi tersebut di perangkat kerja mereka; begitu pula pemerintah Inggris. Dan Amazon adalah salah satu perusahaan pertama yang mengeluarkan larangan terhadap pekerja, meskipun mereka segera mencabut keputusan tersebut. Namun perusahaan jasa keuangan, Wells Fargo, tidak melakukannya.
Apa Bahaya TikTok Buat Privasi Dan Keamanan?
Jadi, kini tersisa dua pertanyaan: apa bahaya TikTok bagi rata-rata pengguna, dan mengapa TikTok (berpotensi) buruk? Mari kita gali dan cari tahu.
1. TikTok Mengumpulkan Banyak Data
Hal ini mungkin tidak terlalu mengganggu kamu kecuali kamu adalah pemerhati privasi, namun hal ini memang seharusnya terjadi. Upaya TikTok dalam mengumpulkan data tidak berhenti pada pengumpulan preferensi kamu dengan melacak jenis konten apa yang kamu sukai dan bagikan di aplikasi.
Dalam kebijakan privasi TikTok, disebutkan bahwa perusahaan mengumpulkan “informasi yang kamu berikan dalam konteks menulis, mengirim, atau menerima pesan.” Berfokus pada penggunaan kata “menulis”, TikTok tidak hanya menyusun data dan pesan yang kamu bagikan menggunakan aplikasi, namun juga konten yang kamu buat atau tulis tetapi tidak dibagikan.
TikTok juga memanfaatkan setiap izin akses yang kamu berikan, mengumpulkan informasi tentang model ponsel kamu, resolusi layar, OS saat ini, nomor telepon, alamat email, lokasi, dan bahkan daftar kontak. Apa itu TikTok selain platform pengumpulan data?
TikTok menyimpan data pengguna di AS dan Singapura, namun karena dimiliki oleh perusahaan Tiongkok ByteDance, mereka diwajibkan oleh hukum untuk mengirimkan data pengguna jika diminta. Meskipun penting untuk dicatat bahwa belum ada bukti jelas mengenai pembagian data TikTok, pada intinya, TikTok adalah bom waktu.
Terlebih lagi, TikTok dilaporkan mengumpulkan data kamu meskipun kamu belum menggunakan aplikasi tersebut. Dalam artikel ABC News yang diterbitkan pada bulan Maret 2023, disebutkan bahwa “Halaman web yang terkait dengan segala hal mulai dari maskapai penerbangan dan situs e-commerce hingga perusahaan teknologi serta pemerintah negara bagian dan federal dipenuhi dengan pelacak TikTok yang disebut piksel.” Piksel ini adalah “bagian dari kode yang dimuat ke browser kamu dari berbagai situs web”, menurut laporan Ferroot yang dikutip oleh ABC News.
Yang benar-benar mengkhawatirkan di sini adalah piksel-piksel ini dikatakan “langsung terhubung ke platform pengambilan data yang mengambil nama pengguna dan kata sandi, informasi kartu kredit dan perbankan, serta detail tentang kesehatan pribadi pengguna.” Dengan kata lain, TikTok bisa mengumpulkan data kamu, baik kamu menginginkannya atau tidak.
Dalam laporan ABC yang sama, disebutkan juga bahwa TikTok akan terus mengumpulkan data kamu meskipun kamu menghapus aplikasinya. Yang mengejutkan, dilaporkan bahwa TikTok akan mengumpulkan dan mentransfer data kamu ke lokasi yang relevan terlepas dari apakah aplikasi tersebut telah dihapus instalasinya dari device kamu.
Penggunaan celah hukum oleh TikTok untuk melakukan keylogging juga menjadi perhatian besar. Seperti dilansir CyberGhost, TikTok menyatakan melakukan keylogging untuk pemecahan masalah dan debugging, namun penggunaan keylogging dalam skenario apapun membahayakan privasi dan keamanan pengguna. Dilaporkan juga bahwa browser dalam aplikasi TikTok bisa mencatat penekanan tombol kamu.
Misalnya, artikel New York Times yang diterbitkan pada tahun 2022 membahas serangkaian penelitian baru yang mengarah pada masalah keamanan ini. Penelitian tersebut, yang dilakukan oleh mantan insinyur Google Felix Krause, menyimpulkan bahwa “perkembangan ini mengkhawatirkan karena menunjukkan bahwa TikTok telah membangun fungsionalitas untuk melacak kebiasaan daring pengguna jika mereka memilih untuk melakukannya.”
Semua faktor ini tentu saja menunjukkan bahwa TikTok tidak bisa dipercaya dengan data pengguna.
2. TikTok Penuh Dengan Kerentanan Keamanan
Selama beberapa tahun terakhir, peneliti keamanan menemukan beberapa kerentanan keamanan dalam aplikasi TikTok. Dan karena TikTok mempunyai akses ke banyak informasi pribadi, ini menjadi jalur favorit banyak peretas.
Salah satu cara peretas memanfaatkan TikTok adalah dengan mengirimkan pesan teks kepada pengguna yang memungkinkan mereka mengakses akun mereka.
Cara lainnya adalah memanfaatkan fakta bahwa TikTok menggunakan koneksi HTTP yang tidak aman untuk mengirimkan video, bukan opsi yang lebih aman, HTTPS. Hal ini memungkinkan penjahat dunia maya memanipulasi feed pengguna dan memasang konten yang tidak diminta yang bisa menyesatkan atau mengganggu, terutama bagi pengguna muda TikTok.
3. Entitas Lain Menggunakan Data TikTok
TikTok adalah platform berbagi video—dan terkadang audio—. Artinya, meskipun TikTok dan ByteDance tidak mengambil data pengguna, pihak lain bisa melakukannya.
Video berdurasi ratusan jam yang diunggah seseorang merupakan tambang emas bagi pengembangan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin. Itu belum tentu merupakan hal yang baik. Mengapa TikTok buruk tergantung pada bahayanya di masa depan, dan juga bahayanya saat ini.
Saat ini, pengenalan wajah dan algoritma deepfake tidak menimbulkan ancaman serius bagi pengguna sehari-hari (walaupun penggunaannya dalam video palsu yang menampilkan tokoh masyarakat cukup memprihatinkan). Namun, dengan banyaknya data berkualitas tinggi yang digunakan untuk pelatihan, masa depan individu juga bisa menjadi suram.
4. Dampak Jangka Panjang Dari TikTok
Menggunakan TikTok secara rutin, baik sebagai konsumen atau conten creator, meningkatkan jejak digital kamu. Hal ini sendiri menimbulkan risiko besar seperti lebih rentan terhadap serangan phishing dan penguntitan. Ini adalah alasan penting mengapa kamu harus peduli dengan jejak digital kamu.
Namun di masa depan, penggunaan TikTok bisa menghalangi kamu bekerja di bidang pilihan kamu. Ambil contoh, hal-hal yang memerlukan tingkat keamanan yang tinggi, seperti pekerjaan penting di pemerintahan. Entitas tersebut mungkin tidak akan senang jika negara asing mempunyai akses terhadap informasi yang sangat pribadi dan terperinci tentang kamu, jadi hal ini perlu dipertimbangkan.
Ada juga kekhawatiran tentang algoritma TikTok yang memicu kecanduan media sosial, karena algoritme tersebut dirancang untuk membuat pengguna tetap terlibat dalam jangka waktu lama. Meskipun hal ini bukan merupakan masalah keamanan atau privasi, hal ini bisa menimbulkan risiko terhadap kesejahteraan pribadi.
Apakah TikTok Diblokir?
Pada awal tahun 2023, pembicaraan tentang pelarangan permanen TikTok di AS mulai muncul. Pertimbangan telah dibuat mengenai pelarangan TikTok sebelumnya, namun belum ada pelarangan resmi yang pernah dilakukan. Itu mungkin berubah pada tahun 2023.
Pada bulan Maret 2023, perbincangan seputar pelarangan TikTok mulai meningkat, dengan kongres AS mempertanyakan CEO TikTok Shou Zi Chew mengenai tingkat privasi dan keamanan aplikasi, serta dampaknya terhadap pengguna.
Meskipun tampaknya TikTok sedang dalam kesulitan, upaya perusahaan untuk lebih melindungi data pengguna AS cukup meyakinkan. Dalam sebuah usaha bernama Project Texas, TikTok diduga menghabiskan $1,5 miliar dan mempekerjakan lebih dari 1.500 staf untuk memperketat tindakan terkait penyimpanan data pengguna TikTok AS. Hal ini tidak menghilangkan masalah privasi dan keamanan, namun bisa membantu mengurangi masalah ini.
Berhati-hatilah Dengan Apa yang kamu Bagikan di TikTok
Dalam hal privasi dan keamanan, TikTok transparan dengan data yang dikumpulkannya. Namun, saat menggunakan aplikasi atau layanan, ingatlah bahwa kebijakan privasi dan peraturan keamanan bisa berubah kapan saja, sehingga data kamu terekspos dan device kamu rentan.
kamu harus menghindari rasa terlalu percaya dan berbagi secara berlebihan dengan aplikasi yang tidak menghargai keamanan dan privasi sejak awal.