...

“Bencana Budaya” Dalam Lukisan Kamal Guci Di BBY

Ditulis.ID – Arus Globalisasi yang terus menerpa, melibas segalanya termasuk nilai- nilai luhur budaya lokal yang secara perlahan tapi pasti mulai ditinggalkan warga masyarakatnya, untuk meraih impian yang secara intensif digembar-gemborkan pihak yang menginginkan semuanya serba sama seperti yang berasal dari kelompoknya.

Lukisan Gamal Guci

lukisan kamal guci
Sumber: indoartnow.com

Kecemasan akan hilangnya nilai luhur bangsa tersebut tertuang dalam lukisan-lukisan karya Kamal Guci, pelukis asal Padang, Sumatera Barat, yang digelar dalam tajuk “Kaba dari Ranah”di Bentara Budaya Yogyakarta Jl. Suroto No. 2 Kotabaru.

Bencana Budaya di Ranah Minang demikian kiasan yang diungkapkan Kamal Guci kepada RRI-Jogja saat ditemui di Bentara Budaya Selasa siang (24/4) melalui sebagian besar dari 21 lukisan yang digelar mulai mulai 22 April hingga 29 April 2012.

Dikatakan, kolonialisasi yang berdampak pada destrukturisasi kepemimpinan di Minangkabau tak dapat dihindari. “Dengan memangkas fungsi sistem tradisional dan mengambil alih kebijakan dengan cara mengganti para penghulu pimpinan kaum, dan mengangkat penghulu bersurat yang berakibat pada terjadinya pengambilalihan ulayat adat oleh pembentukan Damang Lareh dan Angku Kapalo, telah menimbulkan keterpecahan kultural”, ungkapnya.

Menurutnya, “Orang-orang Minangkabau mulai meninggalkan adatnya, sikap mental masyarakat mulai berubah, individualistis mulai berjangkit, masyarakat telah kehilangan sikap egalitariannya dan kebersamaannya, musyawarah adat tak lagi memiliki kekuatan dan suaru-surau pun terbengkalai karena tak jelas lagi status ke-nagarian-nya”.

“Keadaan tersebut berdampak semakin terkotak-kotaknya orang-orang Minanagkabau perantauan yang sebelumnya memiliki andil besar dalam pembangunan  nagari melalui semangat Tuah Sakato, imbuh Kamal lebih lanjut..

Dalam lukisan-lukisannya Kamal Guci menggambarkan Rumah Gadang yang seharusnya menjadi tempat bernaung dengan Gonjongan yang menandakan perimbangan, harmoni dan keadilan, nampak keropos, condong dan tidak lagi kokoh bahkan atapnya mulai hancur, berlumut ditumbuhi semak belukar.

Rumah Gadang tersebut telah ditinggalkan penghuninya sebagai penanda runtuhnya kebudayaan, hal itu terwakili dalam lukisan-lukisan berjudul “Misteri Rumah Gadang”, ”Terlupakan”, “Robohnya Surauku” serta lukisan berjudul “Tongkat Yang Patah”.

Menurut Kamal Guci, Bencana Budaya seperti itu juga tampaknya menerpa di hampir setiap nilai-nilai budaya di Nusantara.

Mr. Nothing
Mr. Nothing

Halo, saya Mr. Nothing, penulis konten teknologi dan gaya hidup digital di Ditulis.ID. Dengan lebih dari 5 tahun pengalaman menulis dan mengeksplorasi dunia troubleshooting gadget, aplikasi populer, serta seluk-beluk kehidupan digital sehari-hari, saya hadir untuk membantu pembaca mengatasi masalah mereka—secara praktis, ringkas, dan terpercaya.

Saya percaya bahwa solusi terbaik harus disampaikan dengan bahasa sederhana dan dapat langsung diterapkan, tanpa jargon yang membingungkan. Tulisan saya difokuskan pada artikel yang memandu pembaca dengan langkah-langkah konkret dan hasil yang bisa langsung dirasakan.

Spesialisasi

Troubleshooting PC & laptop
Aplikasi populer (Discord, TikTok, Instagram, dll.)
Tips efisiensi digital dan life hack sehari-hari
Review ringan alat dan fitur digital yang sering digunakan

Artikel Populer oleh Mr. Nothing

Cara Mengganti Nada Dering iPhone dengan Lagu Sendiri
Alt Tab Tidak Berfungsi? Ini Solusinya
6 Cara Memperbaiki Mikrofon Discord Tidak Berfungsi
Cara Membuka Akun TikTok yang Diblokir Teman
Mengatasi Jumlah Maksimum Akun Gratis di iPhone

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *